Bahan:
- 1/2 siung bawang merah (iris halus)
- 1/2 siung bawang putih (iris halus)
- Air/ air kaldu secukupnya
Cara membuat:
*Mashed potato
- Kupas kentang, potong dadu, lalu kukus hingga matang dan lunak.
- Haluskan kentang dengan ditumbuk/ menggunakan sendok atau garpu selagi panas.
- Tambahkan unsalted butter, aduk rata dan sisihkan.
- Rebus tomat/ siram dengan air mendidih, hilangkan kulit dan bijinya, lalu cincang halus.
- Tumis irisan bawang merah & bawang putih dengan ELOO sampai harum dan menguning.
- Masukkan pasta tomat, aduk terus, masukkan sedikit air, masak sampai air habis.
- Angkat, campirkan dengan mashed potato.
*Saus Salmon:
- Ikan salmon cuci bersih, kemudian kukus hingga matang, cincang halus, sisihkan.
- Panaskan air, masukkan ikan salmon, aduk sebentar.
- Masukkan larutan maizena, aduk sampai.mengental.
- Campurkan keju parut ke dalamnya.
- Angkat, lalu siramkan di atas mashed potato.
source : IG @rinamegaw
Bahan:
1.5 sdm oatmeal masak
2 sdm ikan salmon (beri perassn jeruk lemon sedikit, kemudian cincang)
2 sdm bawang bombay (cincang halus)
1/2 buah wortel uk kecil (parut)
1/4 labi siam uk sedang (parut)
1 buah tomat (siram dgn air mendidih, kupas kulitnya, buang biji, lalu cincang halus)
5-6 sdm air matang
1 sdm unsalted butter
Bumbu yg dihaluskan:
1/2 siung bawang putih
1/2 biji kemiri
1 cm jahe
Cara membuat:
- Masak oatmeal menjadi bubur, kemudian sisihkan dan dinginkan.
- Tumis bawang bombay & bumbu halus menggunakan unsalted butter hingga harum.
- Masukkan ikan salmon, masak sampai ikan matang.
- Tambahkan air, aduk rata.
- Masukkan wortel, labu siam, & tomat. Kemudian aduk-aduk dan masak sampai sayuran matang dan air menyusut.
- Setelah tumis salmon matang, angkat dan siram ke atas bubur oat.
Note:
Bisa dihaluskan sesuai kemampuan bayi.
source: IG @rinamegaw
Bahan:
Cara membuat:
1. Kupas wortel, cuci, lalu parut halus.
2. Kukus jagung manis, tahu, dan wortel sampai matang/ lunak.
3. Blender/ haluskan jagung & tahu.
4. Tambahkan unsalted butter, kemudian aduk rata.
5. Taburi dengan wortel parut dan sajikan.
Note:
- Tekstur bisa disesuaikan dengan kemampuan bayi.
Untuk hasil yg lebih halus, bubur jagung bisa disaring setelah diblender.
source : IG @rinamegaw
MAKAN BERSAMA
Makan bersama
anggota keluarga merupakan waktu yang sangat berharga. Nah, ini menjadi
saat yang tepat bagi si bayi untuk mengasah kemampuan BLWnya. Beri si
kecil makanan yang serupa dengan makanan anggota keluarga yang lain,
tentunya yang mudah ia kunyah dan telan. Karena si kecil suka meniru,
dijamin ia bersemangat makan sendiri. Seluruh anggota keluarga pun pasti
terhibur melihat cara si kecil makan sendiri.
PILIHAN MAKANAN
tidak
sulit memilih makanan yang disuka di kecil. Pastikan semua makanan
mengandung gizi tinggi. Brokoli, wortel cukup dikukus. Sedangkan
buah-buahan seperti pisang, mangga atau pepaya bisa di tawarkan dalam
keadaan segar. Tentu saja potongan makanan jangan terlalu besar,
potonglah dengan potongan yang pas untuk jari-jari mungilnya.
WAKTU YANG PAS UNTUK BLW
Biarkan
si kecil makan sendiri di tengah-tengah sarapan dan makan siang, serta
sore hari sebelum makan malam. Jangan sampai sesi BLW dilakukan pada
saat ia sedang lapar, karena ia bisa mengamuk jika makanan yang dilahap
tidak seperti yang ia harapkan. Kalau si kecil menolak, dan minta minum
susu, segera berikan susu.
Inget ya mommies, ASI tetap
makanan utama bagi bayi, jadi jangan kurangi porsi ASI supaya bayi makan
lebih banyak. Food is for fun until 1😉😉
source: id.theasianparent.com
BLW adalah singkatan dari Baby Led Weaning, salah satu metode pemberian MPASI (makanan pendamping ASI)
Yuk,
mengenal apa itu Baby Led Weaning. Istilah Baby Led Weaning sudah
tidak asing bagi beberapa ibu, dan Anda pasti sudah pernah mendengarnya
pula. Jika si mungil adalah anak pertama Anda, mungkin Anda tidak akan
tega membiarkannya mengunyah makanan padat 'secepat' itu.
Padahal,
di usianya yang menginjak 6 bulan, ia telah siap mencoba makanan yang
lebih padat, karena ia sudah membutuhkan makanan dengan kandungan gizi
lebih besar dan rasa yang lebih enak.
Istilah BLW ini sudah
dikenal oleh ibu-ibu yang ingin anaknya menjadi lebih mandiri. Si bayi
dibiarkan mengambil sendiri makanannya dan makan sendiri.
Selain
bisa mencicipi sendiri macam-macam makanan, si bayi juga memiliki
semangat untuk mencoba banyak makanan sehat. Jenis makanan yang sesuai
untuk BLW adalah finger food, yaitu makanan apapun yang dapat di
'dicomot' oleh tangan mungil si bayi.
BLW ini menekankan
pada kemampuan anak untuk mengunyah makanan yang agak padat. Bahkan, si
kecil pun makin bersemangat untuk makan sendiri apabila ia melihat
piring dan makanan kesukaannya telah terhidang. Resikonya? Berantakan di
mana-mana. Tapi, demi perkembangan anak, apa sih yang tidak kita
lakukan sebagai orang tua?
source : id.theasianparent.com
Saat mulai MPASI, ada dua
metode yang dapat Anda gunakan untuk memberi makan bagi si kecil. Yang
pertama, Anda buat bubur/purée lalu anda suapkan, dan yang kedua dengan
metode Baby Led Weaning.
Baby Led Weaning
(BLW) artinya membiarkan si kecil makan sendiri pada saat awal mulai
mengenal makanan. Esensinya adalah sesimpel memberikan makanan yang
dapat dikonsumsi bayi dengan ukuran yang bisa dipegang oleh tangannya
untuk ia makan. Jika ia menyukainya, tentu ia akan memakannya! No
purees, no ice cube trays, no food processor, no potato masher - hanya
Anda dan si kecil menikmati makan bersama-sama. Contoh makanan yang
bisa dicoba pertama adalah brokoli kukus, labu kukus, atau kentang
rebus.
Berikut adalah beberapa keuntungan BLW:
- Memberikan bayi kesempatan untuk mengenal makanan untuk diri mereka sendiri.
- Cenderung untuk mengenal lebih banyak variasi makanan dan bergabung makan bersama keluarga.
- Mendorong bayi untuk memilih makanan yang lebih sehat.
- Menghemat waktu persiapan makanan!
Kekurangan
BLW adalah prosesnya bisa sangat berantakan. But hey - as long as the
little one enjoys eating, right? Selain itu, ada beberapa makanan
seperti ayam dan daging yang lebih sulit dikunyah, jadi bisa
menggabungkan metodenya dengan memberikan purée juga.
source :IG @babyloania
Apa sih, MPASI 4 bintang??
Menurut WHO, MPASI yg baik kaya energi, protein, mikronutrien yg
meliputi zat besi, zinc, kalsium, yodium, vitamin A, vitamin C, dll. yg
mudah dimakan anak, disukai anak, berasal dari bahan makanan lokal dan
utama di tempat kita tinggal, terjangkau, dan mudah disiapkan.
Nah...
semua itu mencakup dalam MENU 4 BINTANG yg merupakan prinsip variasi
keberagaman dan menjadi dasar atau panduan menyusun menu harian. Jadi, 4
BINTANG itu, antara lain:
SUMBER HEWANI sebagai sumber pembentuk sel tubuh dan sumber zat besi (memenuhi fungsi zat pembentuk)
SUMBER KARBOHIDRAT dikenal sebagai makanan pokok sumber penghasil energi (memenuhi fungsi zat tenaga)
KACANG-KACANGAN sebagai sumber protein nabati dan mineral (memenuhi fungsi zat pengatur)
SUMBER VIT A dari sayuran dan buah (memenuhi fungsi zat pengatur) 4 BINTANG ini bisa dilengkapi dengan,
- Unsur penunjang, yaitu SUMBER LEMAK tambahan untuk menambah kalori.
Nah,
untuk pengenalan awal MPASI, paling lama 2 minggu pertama disarankan
bubur/puree tunggal (dari satu jenis bahan, tidak dicampur, beras saja,
wortel saja, pisang saja, dll.) dengan frekuensi makan 1-2 kali sehari.
Masa pengenalan ini digunakan untuk mengenalkan variasi sumber
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan buah. Khusus
untuk protein hewani, jika dirasa sulit dikenalkan secara tunggal bisa
dicampur dengan sumber karbohidrat yg sudah lolos pengenalan tunggal.
PALING
TELAT MINGGU KETIGA sudah harus diberikan bubur saring LENGKAP, terdiri
dari karbohidrat + protein hewani + protein nabati + sayuran + lemak
tambahan dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari dan mulai dikenalkan 1
kali makanan selingan (buah).
Source :
- UNICEF booklet pemberian makanan bayi & balita
Forum Homemade healthy baby food
PUREE KABOCHA
Bersihkan kabocha dari biji dan kulitnya. Lalu kukus sampai empuk. Blender dengan air mineral, kemudian saring.
source: IG @rinamegaw
PUREE BUNCIS
Kukus buncis sampai empuk, blender bersamaan dengan kaldu sayur. Lalu saring dan tambahkan extra virgin olive oil (evoo)
source: IG @rinamegaw
PUREE PEPAYA
Bersihkan pepaya dari biji dan kulitnya. Potong dadu, lalu blender tanpa air karena pepaya yg matang sudah banyak mengandung air
source: IG @rinamegaw
PUREE KACANG HIJAU
Rebus kacang hijau sampai empuk, buang kulit arinya, blender dengan kaldu sayur. Setelah itu saring.
source: IG @rinamegaw
PUREE ALPUKAT
Kerok daging alpukat mentega, blender dengan asip/ sufor/ air mineral, lalu saring.
source: IG @rinamegaw
Kaldu sayur untuk MPASI
Bahan:
3 buah kentang sayur
1 buah wortel
1 buah tomat
2 batang daun bawang
2 batang daun seledri
1 siung bawang bombay
2 liter air
Cara pembuatan:
Cuci,
potong, dan rebus semua bahan sampai mendidih. Kemudian saring airnya
dan masukkan ke wadah kedap udara. Lalu, simpan ke dalam feeezer lemari
es
Source: IG @rinamegaw
MPASI 6 bulan
Pada awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan sekitar 2 – 3 sendok makan per kali pemberian.
Berdasarkan
petunjuk MPASI WHO, pada umur 6 bulan, tekstur makanan MPASI yang
diberikan adalah makanan lumat/halus (bubur saring, pure atau makanan
yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikantekstur makanan MPASI tidak terlalu
cair atau encer, jadi gunakan sedikit saja air. Jadi, tekstur bubur
cair, tapi jika sendok dimiringkan bubur tidak tumpah.
MPASI 6-9 Bulan
Pada umur 6 –
8 bulan 29 hari, frekuensi MPASImakanan utama (makan besar) diberikan 3
kali. Berikan snack seperti biskuit atau buah matang 1 – 2 kali sehari.
Pada
umur 6 – 8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan
bertahap dari 2 – 3 sendok makan menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) per
kali pemberian. Jadi saat bayi umur 6 bulan 2 minggu diharapkan sudah
lancar makan sehingga bisa diberikan takaran setengah mangkok (125 mL)
saat makan. –> ukuran cangkir/mangkok yg digunakan 250 mL.
MPASI 9-12 Bulan
Pada
umur 9 – 11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar)
diberikan 3 – 4 kali sehari. Berikan snack 1 – 2 kali sehari.
Pada
umur 9 – 11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan
bertahap menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) –> ukuran cangkir/mangkok
250 mL.
Pada umur 9 – 11 bulan 29
hari tekstur makanan MPASI dinaikkan menjadi makanan lembek (nasi tim,
bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan
makanan-lunak).
MPASI >12 bulan
Pada umur 12 – 24 bulan, frekuensi
MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 – 4 kali sehari dan juga 1
– 2 kali snack tambahan.
Pada umur 12 – 24
bulan, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾ – 1
cangkir/mangkok (175 – 250 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.
Pada
umur 12 bulan tekstur makanan MPASI bayi sudah bisa memakan makanan
meja keluarga: makanan yang dicincang kasar, diiris atau dipegang
tangan.
Higieni
MPASI
WHO sangat menekankan kebersihan. Pada masa-masa ini bayi sangat rentan
terkena diare sehingga ibu harus memastikan kebersihan makanan, air,
alat makan, proses memasak dan tangan (pemberi makan maupun bayi). Cuci
tangan ibu dan bayi dengan air serta sabun saat mau memasak, mau makan
dan setelah dari toilet (sabun biasa, tidak perlu sabun antibakteri).
Disarankan
menggunakan peralatan makan yang mudah dibersihkan seperti cangkir,
mangkok dan sendok, bukan botol-sendok, dot atau pipet. Makanan bayi
bisa disimpan di kulkas dalam rentang yang tidak terlalu lama (misal ibu
bekerja menyiapkan makanan untuk 1 hari). Masak dengan benar hingga
makanan matang. Bubur bayi yang tidak disimpan di kulkas sebaiknya
segera digunakan dalam waktu 2 jam. Pastikan makanan mentah yang dimakan
bayi bersih dan aman. Pisahkan makanan mentah dan matang.
Jadi
kalo di cara makan ala MPASI WHO ini cukup dengan makanan yang ada di
meja makan keluarga. Ambil nasi dari nasi keluarga (kenapa memasak bubur
dari nasi bukan beras? Supaya hanya dibutuhkan tambahan air sedikit
agar tidak terlalu encer, juga biar cepet masaknya), lalu pisahkan sayur
juga lauk yang belum dibumbui bumbu-bumbu tajam (misal merica atau
cabe).
Untuk menu sesuaikan saja dengan masakan yang ibu
masak dengan tekstur dan jumlah menyesuaikan tahap perkembangan anak.
Boleh sih pakai blender, food processor atau yang lainnya.
Pemberian makan dengan cara aktif/responsif
MPASI
bukan sekadar makanan namun juga cara makan, kapan waktu makan, tempat
makan, dan faktor pemberi makanan sehingga dalam MPASI WHO ini juga
diperhatikan faktor psikososial anak.
Suapi bayi dgn sabar & penuh perhatian, dorong anak untuk mau makan? jangan paksa anak untuk makan.
Jika anak menolak makan, coba ganti kombinasi makanan, rasa, tekstur, & metode makan. Minimalisasi gangguan saat anak makan jika anak tipe yang mudah teralihkan perhatiannya.
Waktu
makan adalah saatnya anak untuk belajar & waktu keluarga mencurah
cinta & saling berkomunikasi sehingga ajak anak untuk mengobrol
dengan kontak mata yang penuh kehangatan.
Jika anak menolak sendok coba berikan makan menggunakan tangan. Pastikan tangan ibu bersih ya.
Cara pemberian makan aktif responsif:
Berikan
anak makanan dalam piring tersendiri sehingga ibu bisa mengukur
banyaknya makanan yang dimakan anak. Beri makan dengan alat makan sesuai
perkembangan umur anak serta budaya setempat, ada beberapa kebudayaan
yang memberikan sendok yang lebih kecil bagi bayi. Bayi yang lebih besar
akan tertarik untuk makan sendiri, berikan dia sendok untuk
berpartisipasi menyuapkan makanan ke dalam mulutnya sambil dibantu oleh
ibu.
Varietas Bahan Makanan
Pada
umur 6 bulan sistem pencernaan bayi telah berkembang dgn baik sehingga
bayi mampu mengolah, mencerna & menyerap berbagai jenis bahan
makanan seperti protein, lemak & karbohidrat. Pencernaan & organ
tubuh bayi sudah siap mengolah bahan makanan lain selain ASI/ASU (Air Susu Umum, seperti sufor dsb).
Jadi,bayi sdh boleh makan berbagai bahan makanan, bukan hanya buah.
Pada
umur 6 bulan, ginjal bayi telah berkembang dengan baik sehingga mampu
mengeluarkan produk sisa metabolisme termasuk dari bahan pangan tinggi
protein seperti daging. Jadi, bukan menjadi alasan menunda pemberian
daging merah, ikan, &telur. Supaya bayi tumbuh berkembang dengan
baik sebaiknya kawal dengan pemberian menu protein hewani & nabati.
Jadi,
tidak ada alasan gak boleh kasih makanan ini-itu (padahal ortu mampu
menyediakan) hanya karena takut anak tidak bisa mencernanya dan ginjal
tidak kuat. Baca, baca dan baca lagi yuuukk.. :D
Pada masa
awal MPASI, varietas bahan makanan yang diberikan dikenalkan sebagai
“rasa tunggal”. Ini dilakukan selama 2 minggu pertama MPASI. Variasikan
pilihan rasa tunggal dari berbagai kelas bahan makanan, misalnya pagi
karbohidrat-siang sayur-malam buah. Amati reaksi alergi, alergi ada yang
tipe lambat baru muncul dalam 72 jam.
Setelah umur bayi 6 bulan 2 minggu berikan bubur MPASI yang komplit dan segerakan memberikan sumber zat besi hewani.
Tambahkan
minyak atau margarin setengah hingga satu sendok teh ke dalam bubur
bayi untuk meningkatkan kandungan energi & supaya makanan licin dan
mudah ditelan bayi. Ibu bisa menggunakan minyak apapun yang tersedia di
rumah selama minyaknya masih bersih dan bagus bukan minyak bekas
menggoreng. Tambahkan minyak ketika bubur akan disajikan ke bayi.
Tekstur makanan MPASI
Umur 6
bln tekstur MPASI yang diberikan adalah makanan lumat/halus (bubur
saring, pure atau makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Pastikan teksturnya
tdk terlalu cair/encer, jd gunakan sedikit saja air. Jadi tekstur bubur
cair, tapi jk sendok dimiringkan bubur tidak tumpah.
Umur 8 bln bayi sdh bisa dikenalkan dgn finger food.
Umur
9–11 bln 29 hari tekstur MPASI dinaikkan mjd makanan lembek (nasi tim,
bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus atau irisan
makanan-lunak).
Umur 12 bln tekstur MPASI bayi sdh bisa memakan makanan meja keluarga: makanan yg dicincang kasar, diiris/dipegang tangan.
Tekstur
MPASI ini disesuaikan dengan perkembangan sistema persarafan dan
oro-motorik bayi. Di atas sudah disampaikan tentang kekosongan suplai
energi dan zat gizi juga ukuran lambung yang kecil. Sehingga kita hanya
bisa memberikan makanan dalam jumlah sedikit namun frekuensi sering,
juga sebaiknya yang mudah dicerna.
Kemampuan Fisik Bayi Untuk Makan:
Bayi
umur 5 bulan baru belajar menggerakkan sendi rahangnya dan makin kuat
refleks hisapnya. Bayi umur 7 bulan bisa membersihkan sendok menggunakan
bibirnya. Bayi saat ini bisa menggerakkan sendi rahang naik-turun juga
gigi masih sedikit pun biasanya baru punya gigi seri yang bertugas
memotong bukan menggilas makanan, sehingga proses mengunyah dan hasil
partikel kunyahan masih kasar.
Mulai umur 8 bulan bayi
telah mampu menggerakkan lidah ke samping dan mendorong makanan ke
gigi-geliginya, makin stabil menjaga keseimbangan dan memegang sehingga
dia sudah bisa menerima makanan finger food.
Umur 10 bulan
merupakan waktu kritis bayi diharapkan sudah bisa memakan tekstur MPASI
semi-padat (“lumpy” solid food) sehingga mulai kenalkan makanan lembek
tanpa saring di umur 9 bulan. Jika terlambat menaikkan tekstur makanan
maka anak akan semakin sulit memakan makanan yang lebih padat.
Umur
12 bulan sendi rahang bayi telah stabil dan mampu melakukan gerakan
rotasi sehingga sudah bisa lebih canggih dalam mengunyah tekstur MPASI
kasar. Pada saat ini bayi telah siap memakan makanan meja sesuai yang
dimakan oleh keluarga.
Jumlah takaran makanan yang diberikan
Frekuensi
MPASI makan dan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan dalam
panduan MPASI WHO menyesuaikan dengan kapasitas lambung bayi dan
rata-rata kandungan kalori.
Kandungan kalori pada bubur MPASI diperkirakan sekitar 0,8 kcal/gram.
Kapasitas
ukuran lambung bayi masih kecil yah. Bayi yang baru lahir ukuran
lambungnya hanya sebesar kelereng, umur 3 hari bertambah sebesar bola
bekel dan umur 1 minggu bertambah menjadi sebesar bola pingpong. Nah,
ukuran ini berangsur-angsur akan membesar seukuran bola tenis pada bayi
umur 6–12 bulan (ada sumber yang menuliskan besarnya lambung bayi
seukuran kepalan tanggannya). Berdasarkan penelitian, kapasitas lambung
bayi itu sekitar 30 gram makanan/kg BB-nya.
Saat awal MPASI di umur 6 bulan jumlah takaran makanan MPASI yang diberikan sekitar 2–3 sendok makan per kali pemberian.
Ketika
umur 6–8 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap
dari 2–3 sendok makan menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) per kali
pemberian. Jadi saat bayi umur 6 bulan 2 minggu diharapkan sudah lancar
makan sehingga bisa diberikan takaran setengah mangkok (125 mL) saat
makan. –> ukuran cangkir/mangkok yg digunakan 250 mL.
Ketika
umur 9–11 bulan 29 hari, jumlah takaran makanan MPASI dinaikkan
bertahap menjadi ½ cangkir/mangkok (125 mL) –> ukuran cangkir/mangkok
250 mL.
Saat umur 12–24 bulan, jumlah
takaran makanan MPASI dinaikkan bertahap menjadi ¾–1 cangkir/mangkok
(175 – 250 mL) –> ukuran cangkir/mangkok 250 mL.
Karena
kita –terpaksa- memberikan makanan dalam jumlah sedikit, namun dengan
PR harus bisa memenuhi kekosongan energi dan zat gizi yang serius maka
jenis menu dan metode MPASI yang kita pilih haruslah tepat.
Frekuensi pemberian makan MPASI
Pada
awal MPASI WHO setelah bayi genap berumur 6 bulan (5 bulan 30 hari),
frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan bertahap 2–3 kali
sehari.
Pada umur 6–8 bulan 29 hari,
frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3 kali. Berikan
snack (camiln) seperti biskuit atau buah matang 1–2 kali sehari.
Pada
umur 9–11 bulan 29 hari, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar)
diberikan 3–4 kali sehari. Berikan snack 1–2 kali sehari.
Pada umur 12-24 bulan, frekuensi MPASI makanan utama (makan besar) diberikan 3–4 kali sehari dan 1–2 kali snack tambahan.
Kenapa
frekuensi MPASI makan anak harus sering? Sebab anak -terpaksa- memakan
makanan sedikit demi sedikit padahal PR kekosongan asupan kalori dan zat
gizi yang dia miliki begitu serius.
Menghitung umur 1 bulan = 30 hari. Jadi waktu makan MPASI itu bayi umur 5 bulan 30 hari.
Waktu
makan sebaiknya disesuaikan dengan waktu makan keluarga supaya bayi
lebih semangat belajar makan ^.^ Tapi jangan terlalu dekat dengan waktu
jam tidur bayi.
Makanan Pendamping ASI WHO
Pemberian
makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan
tubuhnya. Sebagai manusia kecil yang sedang sibuk tumbuh berkembang,
kebutuhan zat gizi tubuh anak sangat banyak loh. Jangan sampai dia
kekurangan asupan zat gizi karena efeknya bisa fatal sekali, bahkan
hingga kelak di usia dewasanya.
ASI saja sudah tidak cukup buat anak di atas 6 bulan ya.
Pemberian
MPASI menurut MPASI WHO ini mudah sekali, bayi boleh makan apa saja
dari menu meja makan keluarga. Yang harus diperhatikan adalah hal-hal
berikut:
1. Frequency (frekuensi MPASI)
2. Amount (jumlah takaran MPASI)
3. Thickness (tekstur makanan MPASI)
4. Variety (jenis)
5. Active/responsive feeding
6. Higiene (kebersihan)
Panduan MPASI standar WHO:
**Maksimal selama 2 minggu pertama. Dikenalkan
bubur/puree tunggal dari satu bahan agar bayi kenal rasa tiap makanan
dan untuk mempermudah pengamatan reaksi alergi yang biasanya muncul
beberapa jam sesudah bayi makan. Boleh ditambah ASI atau air.
**Tekstur
semi kental: bila diletakkan di sendok dan sendok dibalik tidak mudah
tumpah. Frekuensi makan 1-2x sehari . Porsi 2-3
sdm dewasa tiap kali makan. Kenalkan semua bahan makanan dari mulai
kategori karbohidrat/makanan pokok, buah dan sayur, kacang2an dan sumber-sumber protein hewani dan nabati.
**Setelah 2 minggu pertama. Kenalkan
bubur saring lengkap karbo + sayur + protein hewani + protein nabati +
sumber lemak tambahan (santan/minyak/margarin).
**Frekuensi makan 2-3x
sehari, Makanan selingan 1x.